Peranan Gizi Dalam Menangani Pasien Stroke
Stroke adalah kematian jaringan otak yang terjadi ketika pasokan darah ke otak berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah otak (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.
Umumnya gejala awal stroke pada pasien yaitu mengalami kesulitan menelan (disfagia) dan beberapa faktor lainnya seperti penurunan kesadaran, disabilitas fungsional, depresi, kesulitan berbicara yang menyebabkan menurunnya asupan gizi dan dehidrasi. Dengan asupan gizi yang kurang, dehidrasi serta risiko terjadinya infeksi akan memperburuk kondisi pasien stroke.
Malnutrisi Pada Stroke
Status gizi pasien seringkali menurun karena peningkatan kebutuhan metabolisme yang tidak dapat dipenuhi sehubungan dengan kesulitan menelan. Malnutrisi dikaitkan dengan angka ketahanan hidup dan kemampuan fungsional poststroke. Pasien biasanya diberikan dukungan suplementasi oral atau tube enteral via nasogastric atau gastrotomi endoskopik perkutaneus.
Obesitas Pada Stroke
Obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stroke karena penimbunan lemak dapat membuat penyumbatan pada pembuluh darah dan lama kelamaan jika tidak diatasi akan membuat pembuluh darah otak pecah dan menjadi stroke.
Status gizi merupakan cerminan dari keseimbangan masukan dan keluaran konsumsi zat gizi. Konsumsi yang tidak seimbang yaitu masukan lebih besar daripada keluaran dalam jangka waktu lama akan menyebabkan keadaan gizi lebih. Gaya hidup sehat perlu diterapkan pada setiap orang untuk mencegah timbulnya kelebihan berat badan seperti pola makan sehat, dan kurangi berat badan dengan melakukan diet sehat.
Makanan apa saja yang diperlukan pasien stroke?
Makanan yang mengandung gizi seimbang diperlukan untuk pasien stroke terdiri dari:
a.karbohidrat (nasi, kentang, oat, roti)
- protein (daging ayam, sapi, ikan, telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan)
- lemak/minyak
- vitamin dan mineral (sayur dan buah)
- air yang cukup
Jumlah makanan tersebut pastinya akan berbeda untuk setiap pasien, tergantung dari usia, jenis kelamin, ada tidaknya penyakit penyerta selain stroke (darah tinggi, diabetes) dan fungsi organ (fungsi hati, ginjal, jantung). Jalur pemberian makanan dapat melalui mulut, dengan konsistensi seperti nasi, tim atau bubur, tergantung daya terima pasien. Pemberian makanan melalui NGT dapat berupa makanan rumah yang diblender dan disaring atau dapat berupa makanan cair (susu formula), sedangkan pemberian makanan melaui infus dari makanan yang diproses pabrikan dalam kemasan khusus dan dipastikan steril karena masuk melalui pembuluh darah.
NUTRISI DAN SARAF
Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf).
Makanan Cerdas Untuk Saraf :
- AA (Arachidonic acid) dan DHA (Docosahexanoid acid) Zat gizi ini termasuk golongan asam lemak esensial yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan harus didapat dari luar. AA dan DHA dapat ditemukan dalam ASI, ikan tuna, salmon, makarel, sarden, daging, telur. AA dan DHA sangat penting untuk pertumbuhan sistem saraf pusat dan fungsi penglihatan. DHA berperan dalam pembentukan sel-sel saraf dan sinaps, sedangkan AA berfungsi sebagai zat penghantar.
- Asam lemak omega 3, 6, 9 penting untuk membentuk pembungkus saraf
- Asam lemak omega-3 : memiliki efek anti peradangan dan anti penggumpalan darah. Asam lemak omega-3 banyak digunakan dalam terapi anak-anak/orang yang mengalami hiperaktif dan gangguan perhatian, juga gangguan mental seperti Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) dan depresi. Selain dari ikan berlemak tinggi seperti salmon atau tuna, omega-3 juga dapat diperoleh dari kacang walnut, biji kapok (flaxseeds), dan sayuran berdaun hijau. Omega-6 walaupun memiliki efek proinflamasi atau properadangan, tetapi juga menyimpan unsur anti peradangan.
- Asam lemak omega-6 sama pentingnya seperti asam lemak omega-3, meski jumlahnya tidak dianjurkan sebesar omega-3. Asam lemak omega-6 terkandung dalam minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, atau minyak canola. Asam lemak omega-6 juga dapat diperoleh dari sayuran berdaun, biji-bijian, kacang-kacangan, dan serealia.
- Asam lemak omega-9 adalah asam lemak terbanyak yang dapat ditemukan di alam, sehingga sangat kecil kemungkinannya tubuh kita dapat kekurangan asam lemak ini. Omega-9 tidak termasuk asam lemak esensial karena tubuh kita mampu mensintesanya sendiri dari lemak-lemak tak jenuh dalam tubuh. Omega-9 terdapat dalam lemak hewan dan minyak nabati, khususnya minyak zaitun.
- Asam amino berperan untuk membentuk struktur otak dan zat penghantar rangsang pada sambungan sel saraf. Sumber asam amino berkualitas tinggi adalah protein hewani, misalnya daging sapi, daging ayam, telur, produk susu (dairy product). Kacang kedelai adalah sumber asam amino dengan kualitas yang hampir menyamai protein hewani. Protein nabati selain kedelai adalah sumber asam amino kualitas nomor dua, misalnya alpukat, gandum, cokelat, biji labu, dan kacang-kacangan, termasuk kacang hijau, kacang tanah, dan kacang polong. Buah, sayur, dan gelatin adalah sumber asam amino berkualitas rendah yang berarti dapat melakukan fungsi dasarnya, tetapi tidak untuk waktu yang lama. 4. Tirosin. Merupakan bahan baku pembuat neurotransmitter katekolamin dan serotonin yang memengaruhi pengendalian diri, pemusatan perhatian (konsentrasi), emosi dan perilaku anak. Tirosin pertama kali di temukan dalam keju. Pada manusia, asam amino ini tidak bersifat esensial, tapi pembentukanya menggunakan bahan baku fenilalanin oleh enzim phehidroksilase. Tirosin berfungsi pula sebagai obat stimulan dan penenang yang efektif untuk meningkatkan kinerja mental dan fisik di bawah tekanan, tanpa efek samping. Tirosin terkandung dalam hati ayam, keju, alpukat, pisang, ragi, ikan dan daging.
- Triptofan merupakan bahan baku pembuat neurotransmitter katekolamin dan serotonin yang mempengaruhi pengendalian diri, pemusatan perhatian (konsentrasi), emosi dan perilaku anak. Triptofan terdapat pada telur, daging, susu skim, pisang, susu, dan keju.
- Vitamin B. Penurunan memori pada otak sering dikaitkan dengan kekurangan Vitamin B. Makanan seperti telur, daging dan bayam, memiliki jumlah Vitamin B kompleks yang tinggi. Kekurangan Vitamin B-12 sering dikaitkan dengan kerusakan saraf, kehilangan memori, perubahan suasana hati dan kelambatan mental. Vitamin B-12 merupakan nutrisi penting yang diperlukan untuk pembentukan mylein. Vitamin ini banyak ditemukan dalam daging sapi, kambing, ikan dan domba. Vitamin B-6 sangat penting untuk fungsi neurotransmitter dan perkembangan otak. Kekurangan Vitamin B6 dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menyebabkan kehilangan memori jangka pendek. Kacang-kacangan, wortel, dan biji bunga matahari merupakan makanan sehat yang kaya akan Vitamin B6.
- Zat Besi. Zat besi adalah unsur penting dalam produksi dan pemeliharaan mielin serta mempengaruhi aktivitas saraf. Zat besi membantu kerja enzim yang penting untuk perangsangan saraf. Zat besi ditemukan dalam otak secara tidak merata, sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian otak tersebut. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan rendahnya kecerdasan. Pemberian zat besi secara suntikan selama 5 hingga 10 hari untuk bayi yang anemia akibat kekurangan zat besi dapat memperbaiki kemampuan anak. Perbaikan terlihat berupa peningkatan IQ, perbaikan perilaku, dan konsentrasi anak. Sumber makanan mengandung zat besi tertinggi diantaranya kulit kentang, kacang-kacangan, roti gandum, bayam, telur, daging sapi, kangkung, jagung dan sereal.
- Yodium. Kekurangan yodium menyebabkan rendahnya kecerdasan. Yodium berfungsi dalam pembentukan hormon di dalam kelenjar tiroid. Sekresi hormon tiroid dipertahankan sedemikian rupa melalui mekanisme umpan balik, sehingga kadarnya optimal untuk menjalankan fungsinya. Hormon tiroid mempunyai efek yang nyata pada perkembangan otak, membuat peka sistem saraf dan meningkatkan aktivitas otak. Makanan sumber Yodium adalah salmon, tuna, kerang, garam beryodium, rumput laut, dan susu.
- Seng. Seng dibutuhkan untuk pembelahan dan kemampuan membran set-set otak. Seng berperan dalam proses penyatuan protein dan nucleid acid, sehingga berpengaruh langsung terhadap pembelahan sel, pertumbuhan dan regenerasi sel. Selain itu, zat seng berkaitan erat dengan pertumbuhan kecerdasan anak. Makanan sumber seng adalah daging, kacang-kacangan, makanan taut, dan susu.
- Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang dapat menghambat perkembangan tahap pertama dari penyakit Alzeimer. Almond, sayuran berdaun hijau, minyak bunga matahari dan hazelnut merupakan makanan yang memiliki kandungan Vitamin E yang tinggi.
- Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang dapat menghambat perkembangan tahap pertama dari penyakit Alzeimer. Almond, sayuran berdaun hijau, minyak bunga matahari dan hazelnut merupakan makanan yang memiliki kandungan Vitamin E yang tinggi.
- Sialic acid (SA). Sialic acid bukan zat-gizi esensial, zat ini dapat disintesis tubuh dari prekusor-prekusor monosakarida (karbohidrat) dan protein di dalam hati. Sialic acid (SA) dibutuhkan untuk membangun gangliosida membran sel otak/saraf. Gangliosida berada di ujung set-set saraf (sinaps), yang berperan penting dalam proses penghantaran impuls dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dan berpengaruh terhadap kecepatan proses pembetajaran dan pembentukan memori. Sumber makanan silaic acid diantaranya susu, kacang-kacangan, dan daging sapi.